Wakil Presiden Ma’ruf Amin mewanti-wanti seluruh masyarakat agar terus disiplin dalam melakukan protokol kesehatan virus corona (covid-19), salah satunya seperti menjaga diri dari kerumunan agar lonjakan covid-19 tidak terjadi di Indonesia.
Ma’ruf juga meminta warga untuk tetap waspada lantaran virus SARS-CoV-2 yang terus bermutasi dan menciptakan varian baru memiliki karakteristik yang kadang lebih berbahaya sehingga berpotensi membuat penularan lebih tinggi hingga terjadi lonjakan covid-19. “Kita harus tetap waspada untuk tidak sampai terjadi lonjakan-lonjakan, baik karena kita kurang hati-hati dalam menjaga kerumunan, ataupun karena adanya varian yang juga dialami di berbagai negara,” kata Ma’ruf dalam Munas dan Konbes NU 2021 yang disiarkan melalui Kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Sabtu (25/9).
Selain menjaga kerumunan, lanjut Ma’ruf, penerapan protokol kesehatan covid-19 seperti selalu memakai masker dan mencuci tangan juga seharusnya menjadi kebiasaan yang erat oleh warga dalam menghadapi kehidupan new normal covid-19 ini. Namun demikian, Ma’ruf menyebut kondisi pandemi covid-19 di Indonesia saat ini sudah mulai menunjukkan perbaikan. Hal itu menurutnya ditunjukkan dengan penurunan kasus konfirmasi covid-19 harian hingga kasus kematian covid-19.
Penambahan kasus covid-19 harian rata-rata memang berada di bawah 10 ribu kasus dalam kurang lebih sebulan terakhir, usai sempat mengalami puncak kasus tertinggi pada 15 Juli lalu dengan 56.757 kasus covid-19 dalam sehari. Pun dengan kasus kematian covid-19 yang saat ini berkisar di bawah 500 kasus. “Alhamdulillah kita memang berhasil menurunkan tingkat penurunan kasus dan kematian, dan juga meningkatkan jumlah kesembuhan pasien. Ini berkat upaya-upaya yang dilakukan pemerintah bersama para ulama, peran NU juga begitu besar, itu kita syukuri bersama,” ujar Ma’ruf. Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko sebelumnya memprediksi Indonesia berpotensi masuk puncak ketiga virus corona pada Desember 2021 mendatang. Prediksi gelombang ketiga itu menurutnya bakal terjadi apabila capaian vaksinasi covid-19 nasional tak sampai 50 persen pada akhir tahun 2021.